(12-13 Mei 2017)
Pembicara: Bachtiar Firdaus (Direktur Utama Rumah Kepemimpinan)

Aula Kepemimpinan - Pada hari jumat-sabtu kemarin kami baru saja kedatangan Direktur Utama Ruma Kepemimpinan, Bang Bachtiar Firdaus. "Sudah 10 Bulan!" kembali beliau ingatkan dengan gayanya yang khas. Dalam 10 bulan ini kami haruslah mampu membuktikan bahwa diri telah bertransformasi menjadi seorang Muslim Produktif, Aktifis Pergerakan, serta Mahasiswa Berprestasi. Dalam segala kegiatan dan tindakan yang kami lakukan, kami haruslah mampu menyeimbangkan 3 capaian itu dengan digarisbawahi bahwa "Seorang pemimpin lahir dibawah tekanan". Bertransformasi dari kurcaci-kurcaci kecil, untuk menjadi raksasa peradaban.

Beliau datang dengan membawa materi mengenai "Leaders and Leadership", memahamkan makna kepemimpinan dan menelisik kisah pemimpin-pemimipin yang sudah ada. Tema yang dibawa adalah "Prophetic Leadership", menengok kepemimpinan para nabi.

Kisah pertama adalah kisah regenerasi kepemimpinan Thalut-Daud-Sulaiman.
- Thalut, pemimpin pembebas
- Daud, pemimpin yang membangun
- Sulaiman, pemimpin yang ekspansif
Banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari kisah mereka

Thalut seorang yang sederhana, namun tegas dan kuat. Ia besar sebagai penggembala dan mengisi waktunya dengan berlatih fisik dan belajar taktik serta strategi perang. Akhirnya ia berhasil menang bersama Nabi Daud sebagai panglimanya. Nabi Daud begitu cerdas dengan menyerang titik lemah seorang Jalut. Seorang Nabi Daud adalah dia yang begitu memahami dalam taktik dan eksekusi haruslah fokus pada Center of Gravity. Beliau dan pasukan Thalut menjadi para Creative Minority yang solid.

Selanjutnya dimasa kepemimpinan Nabi Daud, ia tegas dan taktis dalam memutuskan, tetapi terkadang masih belum menghasilkan putusan yang win-win solution. Maka Nabi Sulaiman seringkali membantu memutuskan perkara, berkat kecerdasannya serta kearifannya. Nabi Sulaiman seorang yang tumbuh dilingkungan intelek, memiliki wawasan yang luas dan kecerdasan sosial yang tinggi. Nabi Daud adalah seorang Decisive Leader, seorang mampu memutuskan dengan cepat dan tepat. Ia dipercaya dan mampu membawa perubahan-perubahan revolusioner. Seorang Nabi Sulaiman adalah orang yang ahli dalam menerapkan Keadilang yang terukur (Measurable or Instrumental Justice).

Selanjutnya adalah kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Dari kisah mereka didapatkan hikmah yang jika dibahasakan dalam konteks organisasi dan kepemimpinan. Dalam melihat suatu perkara haruslah menyeluruh dan dalam pemahaman jangka panjang. Tidak bisa sekedar melihat perkara dari pemaknaan singkat. Dalam hal ini Nabi Musa harus memperbaiki Organizational Performance dari Bani Israil. Akibat rapuhnya kaum tersebut, mereka bisa saja dengan mudah dihancurkan oleh penguasa. Selanjutnya, dalam membangun organisasi, bangunlah dinding yang menjadi penopang. Membangkitkan lagi hartakarun warisan berupa misi sejarah serta visi awal yang seringkali terlupakan.

Nabi Musa dalam beberapa kejadian masih terjebak oleh sifat sombong. Terkadang sifat itu justru yang menyulitkan untuk menemukan hikmah dan mendapat pilihan-pilihan yang tepat. Akhirnya ia belajar banyak kepada Nabi Khidir.

Sebelum penutupan, kami diingatkan mengenai quote seorang prajurit perang Prusia.
"Everything in strategy is very simple, but that does not mean everything is very easy (to Implement)".
- Carl von Clausewitz

Seringkali dalam menyusun strategi tak sejalan dengan eksekusi yang baik dan mulus. Haruslah mau untuk terus belajar.

Habiskan jatah kesalahan di masa sekarang!
Powered by Blogger.