Salah satu hal yang kusedihkan adalah kebiasaanku yang seringkali menyia-nyiakan ilmu. Aku telah berada di kubangan ilmu yang begitu strategis. Berada di antara jaringan pertemanan yang luar biasa cerdas dan beragam, dengan visi dan semangatnya masing-masing. Tapi aku masih belum mampu untuk memaksimalkan potensi mereka dengan ikut serta pada berbagai perlombaan. Aku pun telah terdidik di rumah kepemimpinan dengan berbagai macam warna dan ilmu, tetapi seolah semua hilang, menguap, ditelan oleh waktu dan mood fikiran yang tidak menentu. Ya, lagi-lagi mood pikiran yang mematikan dan menjadi justifikasi atas diri untuk diam dan tidak melakukan apapun.

- kegagalan aktif di forum internasional atau seminar nasional
- kegagalan dalam berlomba, tidak maksimal
- tidak mendidik bawahan cara manajemen waktu
- tidak mendidik bawahan untuk ikut forum-forum strategis sehingga mereka siap dengan meda apapun

Kesia-siaan ilmu ini sungguh ingin kuhilangkan. Maka aku akan memulai dari membuat sebuah list apa saja nikmat serta ilmu yang kudapatkan, dapat kubagikan, atau dapat kumaksimalkan dengan apapun peranku sekarang. Jadilah sepenuhnya dirimu, tapi mulailah dari bersyukur melalui pemanfaatan ilmu yang telah kau miliki dan akumulasi ini.

Caranya? bisa dengan tulisan, karya, pengmas, diskusi, cerita, rangkaian pengkaderan.

"Cara terbaik memulai menulis adalah dengan memulai menulis"
- Ketua Himpunan Inddes ITB 2018

Hatimu tak akan pernah siap, carilah kesiapan hati itu sembari kau berisap.
(berfikir soal mengambil amanah yang lebih besar lagi)
Powered by Blogger.