Sandiaga Uno : Startup & Etos Kerja Seorang Pemimpin
/
0 Comments
National Leadership Camp adalah ajang pelatihan
intensif pertama bagi peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 8. Kegiatan ini
adalah pelatihan akbar dimana seluruh 270an peserta dari seluruh Indonesia
diwajibkan hadir dan mengikuti rangkaiannya secara penuh. NLC diadakan oleh RK
dalam rangka memacu semangat dan memanaskan mesin mesin para calon penerus
peradaban. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari, yaitu dari tanggal 1 sampai
6 agustus 2016. Kegiatan ini diadakan di Depok.
Salah satu kegiatan yang berada di dalamnya
adalah Dialog Tokoh bersama Tokoh-tokoh nasional, seperti Sandiaga Uno,
Sudirman Said Mantan Menteri ESDM (2014-2016), Major (Purn.) Yoyok Riyo. Tak
hanya tokoh nasional, diundang juga alumni-amuni yang sudah sukses menggeluti
bidangnya masing-masing seperti kang Abdul Rahmat (ketua BEM Fakultas di UI
yang sukses menjadi peneliti dan wirausahawan), Dalu Nuzul Kirom (Pencetus
gerakan melukis Harapan, Dolly), Achmad Zaky (Founder dan CEO Bukalapak.com),
serta masih banyak lagi. Kegiatan NLC ini bisa dibilang cukup padat, karena
dalam satu hari, bisa diadakan 2-3 pembicara yang sudah memakan kurang lebih 3
jam ditambah agenda pelatihan lainnya seperti Apel pagi, pelatihan
baris-berbaris sampai pada puncak acara berupa games team-work menyusun puzzle
peta Indonesia. Pada kesempatan ini, saya ingin meng-highlight salah satu
pembicara yang sangat inspiratif, yaitu Bapak Sandiaga Uno.
sumber : http://www.aktualita.co/ |
“Hidup bagi kebanyakan orang penuh dengan pilihan dan bergantung bagaimana kita pandai menyikapi dan pintar dalam memilih.”
Kurang lebih begitu tuturnya di awal sesinya. Ia
menjelaskan bahwa yang demikian Itu adalah persepsi yang dianut oleh kebanyakan
orang sekarang, dan sayang sekali paradigma mereka itu sebenarnya salah. Hidup
itu bukanlah suatu jalan dengan banyak cabang dan pilihan, hidup ini hanyalah
satu jalan yang berliku nan terjal. Sesungguhnya kita tak memilih untuk hidup
sebagai apa, tapi kita diberikan pilihan untuk sepenuhnya menghidupi kehidupan
kita. Apakah seseorang bisa terus istiqomah dan maksimal dan melaksanakan
perjalanannya, adalah tantangan bagi tiap-tiap insan.
“Saya jamin, anda akan gagal, tapi anda harus mau bangkit lagi.”
Bonus Demografi akan menjadi salah satu
keunggulan terbesar dari Negara besar kita, Indonesia. Dengan kekayaan sumber
daya manusia serta keunggulan angka kelahiran, kita diramalkan akan menjadi
salah satu Negara pemegang keberlangsungan kehidupan global dalam 50 tahun
kedepan. Menurut Bapak Uno, kuncinya adalah revolusi industri. Semua anak muda harus melek teknologi
digital, karena ia akan menjadi pilar dan sumber kekuatan bagi mereka. Minimal
bisa pandai dalam menyortir berita dan ilmu yang masuk dari derasnya arus
informasi kelak. Tambah lagi, trend dan perekonomian zaman ini sudah banyak
dipegang oleh para pakar dunia cyber. Bagaimana tidak, penyebar informasi
terbesar sudah bukan lagi para pelapak koran atau perusahaan majalah, melainkan
media-media sosial yang sudah punya jutaan pengguna. Perusahaan Hotel terbesar
saat ini adalah Perusahaan Hotel yang bahkan tak punya satupun kamar hotel,
yaitu RB ’n B. Perusahaan taxi terbesar bahkan tak punya taxi sendiri, itulah
UBER. Kedepannya, kelak akan berkembang pengobatan tepat guna yang spesifik
untuk ‘tiap orangnya. Tidak lagi mengandalkan obat segala umat dari apotek.
Juga kelak dalam pemenuhan kebutuhan donor organ, cukup dengan teknologi 3D printing
dan lain sebagainya. Dunia teknologi sudah jauh berkembang dan akan terus
demikian. Jika kita tak lagi berusaha mulai lari dari sekarang, barangkali
bonus demografi nanti hanya akan menjadi penyumbang bagi buruh-buruh
internasional yang kelak akan dikirim ke seluruh dunia. Bukan pemuka-pemuka
perusahaan dan pemimpin dunia yang mampu menentukan keputusan dan kian
memajukan negara Indonesia.
“Siap jadi decision maker?”
Itu artinya punya tekad yang kuat, dan berani. Berani dalam mengambil keputusan, sesulit
apapun itu. Lebih baik salah dalam mengambil keputusan daripada tidak
mengambilnya sama sekali. Kita
akan belajar dari kesalahan itu, bangkit dan terus berkembang, berpacu.
“Never stop learning.”
Kembangkanlah diri, dan perluas wawasan. “Saya selalu sempatkan waktu untuk membaca”
tutur beliau. Bahkan dibalik padatnya aktifitas dan besarnya amanah-amanah yang
diemban, membaca tetap menjadi suatu kebutuhan dan prioiritas baginya.
Milikilah ambisi dan komitmen untuk mencapai tujuan.
“Biasakan evaluasi diri.”
Di tempat lain, banyak orang yang sudah tidak
mau mengembangkan dirinya lagi. Mereka merasa sudah bisa dan tak perlu lagi ada yang diperbaiki. Pemimpin
tidak boleh arogan, mereka harus senantiasa humble. Karena sesungguhnya
pemimpin itu tidak sukses karena dirinya, tapi karena timnya. “Kalo gagal itu salah dirinya, tapi
kalo sukses itu karena timnya”.
“Dalam bekerja terapkanlah Etos 4 AS”
1. Kerja Keras
2. Kerja Cerdas
3. Kerja Tuntas
4. Kerja Ikhlas
Berikut penjabarannya,
Dalam segala urusan dalam kehidupan,
telah banyak sekali nikmat, dan kemudahan yang diberikan Allah, baik secara
langsung maupun melalui peranatra orang lain. Maka dari sana seudah sepantasnya
kita sadari segala karunia itu. Peganglah pola pikir untuk senantiasa ingin
dalam mengembalikan segala apa yang telah didapatkan, maka Kerja Keras
akan lahir. Dalam mengurus segala pekerjaan dan tugas, tentunya ada berbagai
cara penyelesaian dan media yang dapat digunakan. Ada pilihan yang dapat
menyelesaikannya secara cepat dan ringkas, ada juga cara yang membutuhkan
ketekunan lebih dan juga kesabaran dalam melaksanakannya, maka kita dituntut
untuk be-Kerja Cerdas. Pintar dan cerdik, senantiasa kreatif dalam
mencari penyelesaian masalah. Pun jika kita sudah berusaha keras dan cerdas,
namun berhenti ditengah jalan, tak akan terlahir yang namanya karya. Karya
adalah buah dari kerja yang Keras, Cerdas dan juga memenuhi parameter selesai,
maka dari itu kita harus selalu menggalakkan Kerja Tuntas. Terakhir tapi
tidak kalah penting adalah penyikapan hati dalam menjalankan semua hal diatas. Bekerja adalah ibadah jika diawali dengan
niat, dan dijalani dengan ikhlas. Maka aspek terakhir dalam bekerja adalah Kerja
Ikhlas.
“Dalam membangun jiwa kepemimpinan, pasti ada
naik dan turunnya.” Demikian adalah jawaban Bapak Sandiaga ketika salah seorang
peserta menanyakan mengenai cara mengatasi jiwa kepemimpinan yang labil dan
terus naik turun. Beliau memberikan kunci yaitu 2S. Sabar dan Syukur. Sabar,
dan tetap berusaha sekeras mungkin. Dikala segala urusan terasa demikian berat
dan kacau, toh kita tak pernah sendiri menjalaninya. Ingatkah kita bahwa Allah
ada dan selalu ada, begitu dekat, bahkan dari urat nadi sekalipun. Cukuplah
kita serahkan segalanya pada Allah, memohon kekuatan dan kelancaran, tinggal
lah kita maksimalkan usaha dan ikhtiar. Syukur, dan tetap rendahkan hati, tundukkan ia
dari sombong dan riya’. Syukur adalah sumber dari segala kebahagiaan, dan mata
air yang seolah akan makin deras dikala kita ambil air dan manfaatnya. Mata air
penuh keberkahan dan nikmat, yang juga membatasi diri untuk tidak
berlebih-lebihan.
Terakhir, Bapak Sandiaga
menutup dengan menjawab pertanyaan mengenai Startup dan cara menarik
permodalannya diawal. Ia menuturkan bahwa kuncinya ada pada kretifitas dan
orisinalitas ide. Startup adalah bisnis uang menjawab tantangan sosial yang
ada. Maka seberapa berhasil kita menjawab tantangan sosial itu, semakin maju
juga startup kita. Bandingkan juga dengan salah satu startup paling nge-trend
yang ada sekarang, bukalapak.com. Ketika dulu awal membina Achmad Zaky dalam
pengembangan Startupnya, Achmad Zaky menjelaskan bahwa tujuan dari startupnya
adalah keinginannya menggunakan data untuk memberdayakan UMKM. Maka berangkat
dari sana, tetaplah fokus dan miliki tujuan mendasar dari pembuatan startup itu
sendiri. Arahkan segala pergerakan dan tindakan pada pemenuhan tujuan utama
itu, dan sisanya akan berdatangan seiring dengan seriusnya kita menjalaninya.